Silahkan Download Brosur yang saya buat sendiri untuk Prodi Pendidikan Biologi ULM
Brosur ULM Prodi Pend.Biologi
Yusrika Asia
Rabu, 29 November 2017
Dasar-Dasar Ekologi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Dasar-Dasar
Ekologi" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita,Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus.
Kami sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan biologi. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung, sehingga terealisasikanlah
makalah ini.
Akhir kata, kami juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dra.
Hj. Noorhidayati, M.Si,Dra. Siti
Wahidah. M.Pd,dan Riya
Irianti, S.Pd., M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Biologi yang telah membimbing kami
dalam penyelesaian penulisan makalah ini sehingga kami termotivasi untuk
mencari sumber-sumber yang relevan.
Banjarmasin,
September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara sederhana, ilmu ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ekosistem. Kata ekologi bersal
dari Oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal
dan logos berarti ilmu. Pertama kali kata ekologi
diperkenalkan oleh Ernst Haecckel (1866) dengan pengertian: Ekologi adalah
disiplin ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, sesuatu kajian
mengenai hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya yang
kemudian pengertian ini diperluas, menjadi kajian mengenai hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Secara
umum ekologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan lingkungannya baik secara langsung
maupun tidak langsung. Ekologi sangat erat kaitannya dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan dengan komponen penyusunnya yaitu faktor
abiotik dan biotik. Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara
tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat
menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa
mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan erat
sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental
Biology“.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang yang telah
dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat kami rumuskan dan akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
- Apa pengertian dari ekologi dan ruang lingkup ekologi?
- Bagaimana pendeskripsian tentang populasi, komunitas, dan ekosistem ?
- Apa saja komponen-komponen ekosistem ?
- Apakah yang dimaksud dengan rantai makanan?
- Bagaimana rantai makanan dan jaring makanan dalam hubungannya dengan aliran energi dan transfer energi ?
6.
Bagaimanakah piramida ekologi dalam ekosistem?
- Bagaimana siklus biogeokimia dalam ekosistem?
- Apa pengertian suksesi ekologi dengan contohnya ?
1.3 TUJUAN
- Untuk memenuhi tugas dari Dosen Pengampu mata kuliah Biologi Umum.
- Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ekologi.
- Menjelaskan arti pemahaman tentang populasi, komunitas, dan ekosistem (ciri, struktur, dinamika dan interaksi).
- Menerangkan komponen-komponen ekosistem.
- Menjelaskan dan memahami rantai makanan dan jaringan makanan dalam hubungan dengan aliran energi dan transfer energi.
- Menjelaskan macam-macam piramida ekologi dalam ekosistem.
- Menjelaskan macam-macam siklus biogeokimia dalam ekologi.
- Menjelaskan perngertian suksesi ekologi dan contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN EKOLOGI
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan saling
ketergantungan dan juga hubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan
lingkungan tak hidup dalam satu ekosistem. Istilah Ekologi tersebut berasal
dari bahasa yunani yaitu "Oikos" berarti
"habitat", dan juga logos berarti "ilmu".
Ø Pengertian Ekologi Menurut Para Ahli
- Pengertian Ekologi Menurut Miller (1975) ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
- Pengertian Ekologi Menurut Otto Soemarwoto ekologi adalah suatu ilmu mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
- Pengertian Ekologi Menurut C.Elton ekologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam atau juga perkehidupan alam dengan secara ilmiah.
- Pengertian Ekologi Menurut Resosoedarmo ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup engan lingkungan.
- Pengertian Ekologi Menurut Andrewarthaekologi adalah suatu ilmu yang membahas penyebaran dan juga kemelimpahan organisme.
- Pengertian Ekologi Menurut Krebsekologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji suatu interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan juga kemelimpahan organisme.
- Pengertian Ekologi Menurut Eugene P.Odum ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta fungsi alam,tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama organisme dengan lingkungannya.
Jadi pengertian ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan lainnya.
2.2 RUANG LINGKUP EKOLOGI
Ruang lingkup ekologi meliputi tentang
berbagai hal berikut:
- Populasi adalah kelompok individu yang memiliki kesamaan genetik,berada dalam tempat dan waktu yang sama,dan memiliki kemampuan reproduksi di antara sesamanya.
- Komunitas adalah sebuah kelompok yang menunjukan adanya kesamaan kriteria sosial sebagai ciri khas keanggotaanya misalnya seperti kesamaan profesi, kesamaan tempat tinggal, kesamaan kegemaran dan lain sebagainya
- Ekosistem adalah suata sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
d.
Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang hidup yang
ditempati organisme.
2.3 CIRI-CIRI EKOLOGI
- Ciri populasi
Ada dua ciri dasar
populasi,yaitu:
Ciri biologis
ü
Memiliki struktur dan organisasi tertentu,yang sifatnya
konstan dan berfluktuasi seiring berjalannya waktu.
ü
Antogenetik memiliki sejarah hidup, tumbuh, berdiferensiasi,
menjadi tua,dan mati.
ü
Dapat terkena dampak lingkungan dan memberikan respon
terhadap perubahan lingkungan .
ü
Memiliki hereditas.
Ciri
statistik
ü
Kerapatan (kepadatan)
ü
Sebaran (agihan,struktur) umur
ü
Komposisi genetik (“gene pool” :ganangan gen)
ü
Dispersi (sebaran individu intra populasi)
- Ciri Komunitas
Sebuah komunitas didefinisikan oleh struktur spesies
yang berbeda yang menempati dan bagaimana struktur tersebut berubah seiring
waktu.
ü Spesies landasan mengubah lingkungan di mana spesies
lain hidup, memodifikasi untuk manfaat organisme yang hidup di sana.
ü Spesies kunci mempertahankan keanekaragaman hayati,
penghapusan mereka dapat sangat mengubah dinamika di dalam komunitas.
ü Spesies invasif adalah organisme non-pribumi
diperkenalkan ke suatu daerah yang mungkin menjadi pesaing yang lebih baik dan
berkembang biak lebih cepat daripada spesies asli, mereka cenderung mengganggu
keseimbangan alam.
Ø
Ciri Ekosistem
Ø Ekosistem
Darat
ü Gurun
Ciri-ciri : Curah hujan sangat rendah
Penguapan
air lebih cepat dari presipitasi
Kelembaban
udara sangat rendah
Perbedaan
suhu siang dan malam hari sangat tinggi
Tanah
tidak mampu menyimpan air sehingga sangat tandus
ü Padang
Rumput
Ciri-ciri : Curah hujan antara 25-50 cm/tahun
Curah
hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur
Drainase
kurang baik karena hujan yang turun tidak teratur
ü
Hutan Hujan Tropik
Ciri-ciri: - Curah hujan tinggi
-
Matahari bersinar sepanjang tahun
-
Dari bulan ke bulan peubahan suhunya
relatif kecil
-
Di bawah tudung pohon,gelap sepanjang
hari, sehingga tidak ada perubahan
suhu siang dan malam
ü Hutan Gugur
Ciri-ciri: - Curah
hujan merata sepanjang tahun
-
Mempunyai
4 musim
-
Keanekaragaman
tumbuhan rendah
Ø Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri : - Variasi suhu tidak menyolok
-
Penetrasi
cahaya kurang
-
Dipengaruhi
iklim dan cuaca
Ø Ekosistem Air Laut
-
Ciri-ciri: - Kadar garam tinggi
-
Suhunya
tinggi
-
Penguapan
besar
2.4 STRUKTUR EKOLOGI
v Sturktur populasi
Model struktur populasi
dibagi menjadi tiga,yaitu:
1. Struktur populasi stabil,merupakan populasi
yang memiliki jumlah individu tingkatan yang lebih muda selalu lebih banyak
dibanding jumlah individuyang lebih tua
2. Struktur populasi konstan,merupakan populasi
yang memiliki jumlah individu tingkatan yang lebih muda sama banyak dibanding
jumlah individu yang lebih tua
3. Struktur populasi tidak stabil,merpakan
populasi yang memiliki jumlah individu tingkatan yang lebih muda selalu lebih
sedikit dibanding jumlah individu yang lebih tua.
v Struktur komunitas
1.
Struktur
fisik
Tampak apabila komunitas tersebut diamati
2.
Struktur
biologi
Meliputi komposisi spesies,kelimpahan individu dalam
spesies,perubahan temporal dalam komunitas sebagian tergantung pada struktur
fisik komunitas.
2.5 DINAMIKA DAN INTERAKSI POPULASI
Antara populasi
yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai
berikut.
Ø Alelopati merupakan interaksi
antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
Ø Kompetisi merupakan interaksi
antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
Di dalam
suatu ekosistem, antara komponen yang satu dengan yang lainnya terjadi hubungan
saling mempengaruhi yang sangat dinamis. Artinya hubungan antara komponen antara
komponen satu dengan yang lain tidaklah sederhana dan statis, tetapi mengalami
perubahan dan sangat variatif.
Populasi
setiap organisme yang menempati daerah tertentu dan berinteraksi satu dengan
yang lainnya di sebut dengan komunitas. Dalam suatu komunitas terdapat berbagai
macam makhluk hidup yang menempati tempat tersebut dan membentuk hubungan
interaksi saling bergantung antara organisme yang satu dengan yang lain. Dengan
demikian makhluk hidup maupun biotik dan abiotiknya saling ketergantungan satu
sama lannya, seperti sebatang tumbuhan dan seekor hewan akan terjadi interaksi
serta bergantung antara satu sama lainnya.
Di dalam
berinteraksi, kita mengenal adanya hubungan makan dan di makan yang terjadi
pada organisme. Hubungan tersebut dikenal dengan istilah predasi. Selain
hubungan predasi, terdapat hubungan yang bukan merupakan hubungan makan
memakan, yaitu persaingan atau kompetensi dan hidup bersama atau Simbiosis.
Pada simbiosis ada hubungan yang sangat menguntungkan dan ada hubungan yang
sangat merugikan. Dengan demikian bentuk interaksi di antara individu lain
jenis dapat berupa simbiosis, predasi, kompetensi.
A. Simbiosis
Simbiosis
adalah interasksi yang sangat erat antarindividu dan lain Jenis. Simbiosis
dapat di bedakan menjadi beberapa macam, di antaranya adalah :
o
Simbiosis
Mutualisme, yaitu Interaksi antara dua organisme atau lebihyang menguntungkan
kedua belah pihak dan tidak ada pihak yang dirugikan. Simbiosis yang saling
menguntungkan. Misalnya simbiosis Mutualisme antara tanaman Leguminosae
(tanaman buah polong) dan Bakteri Rhizobium, dimana bakteri Rhizobium yang
hidup dan berkembang dengan baik dalam bintil-bintil akar tanaman kacang polong
tersebut, Simbiosis Mutualisme antara rayap dan Flagellata, Ketan merah dan
Iguana, semut dan kutu buah, alga dan jamur membentuk lumut kerak (Likenes)
serta Tumbuhan berbunga dan lebah.
o
Simbiosis
Paratsitisme yaitu Interaksi dua individu/populasi dimana salah satu individu
diuntungkan dan yang satunya lagi di rugikan. Organisme yang di untungkan disebut
parasit sedangkan orgabisme yang di rugikan di sebut dengan Inang. Contonya
antara lain Benalu yang tumbuh pada ranting pohon mangga,cacing perut, dan
cacing tambang yang hidup di usus manusia, antara tali putri dan pohon the,
kutu dan hewan piaraan.
o
Simbiosis
Komensalisme yaitu interaksi antara individu/populasi yang satu untung
sedangkan individu/populasi lainya tidak rugi dan tidaklah untung. Contohnya
ikan Remora dan ikan Hiu, serta tanaman anggrek dan batang
pohon.
B. Predasi
Predasi
adalah interaksi antarindividu/popuasi dimanapopulasi yang satu memangsa
populasi yang lain. Pemangsa di sebut predator, sedangkan yang dimakan
disebut mangsa. Interaksi predasi antarpopilasi ini menyebabkan
terjadinya fluktuasi populasi predator dan mangsa. Misalnya populasi kelinci
hutan dengan pemangsanya yaitu kucing hutan.
Pada predasi,
umumnya satu spesies memakan spesies lainnya. Ada juga beberapa hewan memangsa
sesama jenisnya (sifat kanibalisme). Predasi tidak terbatas antar hewan, tetap
juga dapat terjadi pada herbivora dan tumbuhan. Pada predasi antar hewan,
predator kebanyakan berukuran lebih besar daripada mangsanya. Ekologi dan
saling ketergantungan Di dalam ekosistem, diantara komponen pembentuknya
terdapat hubungan saling ketergantungan, sehingga perubahan pada komponen yang
satu akan menyebabkan perubahan pada komponen yang lain. Contoh: Kepadatan
suatu tanaman tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, sebaliknya keadaan dan
kesuburan tanah tergantung juga pada tanaman dan hewan yang hidup di kawasan itu.
Salah satu hubungan saling ketergantungan yang jelas antara komponen pembentuk
ekosistem adalah peristiwa makan dan dimakan melukiskan suatu rantai makanan
atau jaring-jaring makanan. Adanya rantai makanan menyebabkan terjadinya
piramida energi, piramida jumlah, piramida biomassa dan aliran materi yang
berupa siklus atau daur.
C. Kompetisi
Kompetisi
atau persaingan terjadi apabila dua populasi menempati habitat dan nisia yang
sama. Bila dalam kompetisi tersabut ada salah satu yang kalah maka yang kalah
akan mati atau menyingkir dari areal tempat tinggalnya.
Beberapa
spesies dapat hidup berdampingan di dalam sebuah komunitas sepanjang mereka
mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam suatu relung ekologi, meskipun relung
mereka saling tumpang tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama
kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang
berlebihan. Akan tetapi jika sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan
antarspesies akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan atau kompetisi.
Kompetisi adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua
makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Adapun kebutuhan hidup yang sering
diperebutkan antara lain, adalah makanan, tempat berlindung, tempat bersarang,
sumber air, dan pasangan untuk kawin. Semakin besar tumpang tindih relung
ekologi, semakin sering terjadi kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa
kompetisi intraspesifik (kompetisi antar anggota satu spesies), contohnya jenis
burung di hutan yang memakan serangga yang sama.
2.6 RANTAI MAKANAN DAN JARING MAKANAN
Ø
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai
makanan merupakan bagian dari jaring-jaring
makanan,
di mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen
teratas. Panjang rantai makanan ditentukan dari seberapa banyak titik yang
menghubungkan antar tingkatan trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi,
80%–90% energi potensial kimia hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam
rantai makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain,
semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Dalam rantai makanan ada makhluk
hidup yang berperan sebagai produsen,konsumen, dan dekomposer. Pada rantai
makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan
tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem
disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof
dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya
diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga
disebut konsumen sekunder (Konsumen II),diduduki oleh hewan pemakan daging
(carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi
disebut konsumen puncak.
Dalam rantai makanan terdapat tiga
macam "rantai" pokok yang menghubungkan antar tingkatan trofik, yaitu
rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. Ada dua tipe dasar rantai
makanan:
1. Rantai makanan rerumputan (grazing
food chain), yaitu rantai makanan yang diawali dari tumbuhan pada trofik
awalnya.
2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus
food chain), yaitu rantai makanan yang tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi
dimulai dari detritivor.
Secara umum, rantai makanan berperan penting dalam analisis
kesehatan ekologi. Akumulasi polutan dan dampaknya pada hewan dapat ditelusuri
melalui rantai makanan di dalam ekologi.
Keterangan:
- Tumbuhan
menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam
bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian
lainnya. - Tikus
sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan}
memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi
energi untuk lari, makan, dan bereproduksi. - Ular
sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging}
memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap
hidup. - Burung
Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora)
memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular
untuk melangsungkan proses kehidupan. - Jika
elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan
lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara
yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Ø Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan
adalah gabungan dari rantai-rantai
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang
tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan
yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah
jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang
mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof yang sering disebut produsen.. Organisme
yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen
I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga
disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan
daging (karnivora).. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang
tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan
yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah
jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang
mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof yang sering disebut produsen.. Organisme
yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen
I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga
disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan
daging (karnivora).. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Ø Perbedaan
rantai makanan dengan jaring jaring makanan.
1. Pada rantai makanan organisme hanya memakan
satu jenis organisme saja, sedangkan pada jaring jaring makanan organisme
memakan organisme lainnya yang tidak hanya satu jenis saja.
2. Jaring jaring makanan akan
menimbulkan banyak rantai makanan yang terhubung satu sama lain dalam bentuk
jaring laba laba.
Ø Hubungan
rantai makanan, jaring-jaring makanan dengan aliran energi
Dalam suatu rantai makanan terjadi aliran
energi. Herbivora ( konsumen primer ) memperoleh energi dari produsen,
sedangkan karnivora memperoleh energi dari konsumen primer. Demikian seterusnya
sampai konsumen terakhir. Jadi, dalam hubungan makan dan dimakan terjadi aliran
energy dari lingkungan abiotik, ke produsen, lalu ke konsumen dan terakhir
kembali ke alam.
2.7 PIRAMIDA EKOLOGI DALAM EKOSISTEM
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan
kepadatan populasi, berat kering, maupun
kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik.
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan
dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi
ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama
ditempati produsen sebagai dasar dari
piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder,
tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh
herbivora (konsumen I), maka
energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan)
berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan
energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai
makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada
rantai makan sebagai berikut.
- Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
- Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
- Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
- Tingkat taraf trofi 4 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan
tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang
mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya,
karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada
sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan
hijau sebagai produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan
sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di permukaan
bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat
organik.[3]
Jika tumbuhan hijau
dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal
dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya dan
sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan
produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan
terpelihara.
Ø Jenis-jenis Piramida
Ekologi
Ada 3 jenis-jenis piramida ekologi adalah
sebagai berikut.
- Piramida Jumlah
Dalam
rantai makanan, organisme pada tingkatan trofik rendah memiliki jumlah individu
lebih banyak. Makin tinggi tingkat trofik, makin sedikit jumlah individunya
dalam ekosistem. Jika jumlah individu per satuan luas untuk masing-masing
tingkatan tropik digambarkan dalam histogram, akan membentuk semacam piramida
yang disebut piramida jumlah.
Piramida Jumlah
- Piramida Biomassa
Piramida-piramida
jumlah pada ekosistem-ekosistem yang berbeda tidak dapat dibandingkan satu
dengan yang lain. Hal tersebut karena pada masingmasing ekosistem,
individu-individu yang terlibat di dalamnya tidak sama. Oleh karena itu, muncul
yang disebut piramida biomassa. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan
perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu yang diukur dalam gram.
Piramida Biomassa
- Piramida Energi
Piramida
biomassa terkadang tidak memberi informasi aliran energi yang cukup pada
ekosistem tertentu. Oleh karena itu, piramida energi dibuat berdasarkan
penelitian yang mendalam mengenai aliran energi dan mampu memberikan gambaran
akurat mengenai aliran energi. Dalam piramida energi terdapat pengurangan
energi dalam tiap tingkat trofik yang terjadi karena beberapa makanan tidak
dicerna sempurna menjadi energi. Hanya bagian tertentu dari makanan yang dapat
dimakan dan hanya sebagian makanan yang disimpan dalam tubuh karena sisanya
digunakan sebagai energi.
2.8 SIKLUS
BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia
atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah siklus
unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke komponen
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak
hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa
silkus air, siklus oksigen dan karbondioksida (karbon), siklus nitrogen, dan
siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur hara.
1. Siklus Karbon
Siklus karbon
adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer,
hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon
utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut
adalah:
a. Atmosfer
b.
Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik
seperti soil karbon (karbon tanah)
c. Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota
laut hayati atau nonhayati
d. Sedimen,
meliputi bahan baker fosil
Pertukaran karbon
antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang
bermacam-macam.
Ø Karbon di Atmosfer
Kandungan karbon
terbesar yang terdapat diatmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2)
sebesar 0.03%. Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari
seluruh gas yang ada di atmosfer, namun gas ini memiliki peran penting dalam
menyokong kehidupan gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer.
Karbon dapat
diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1. Melalui proses fotosintesis
Ketika matahari
bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengunbah karbondioksida
menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Karbon pada proses ini
akan banyak di serap oleh tumbuhan yang baru saja tumbuh atau pepohonan pada
hutan yang sedang di reboisasi sehingga membutuhkan pertumbuhan yang cepat
2. Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut
di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida lebih mudah
larut dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi
termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam
laut. Di laut bagian atas , pada daerah yang poduktivitasnya tinggi organisme
membentuk cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras.
Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
3. Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini tidak
memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer
seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak memilki efek yang
terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada
atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai
untuk membuat karbonat laut.
Karbon
dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
4. Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini
merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa menjadi
karbohidrat dan air.
5. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri
menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan mengubah
karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika
tidak tersedia oksigen
6. Melalui pembakaran material organik
Proses ini
berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung pada material
organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam
geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin
bertambah.
7. Melalui produksi semen
Salah satu komponen
semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan dengan cara memanaskan batu
kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak.
8. Melalui erupsi vulkanik
Erupsi vulkanik
atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut
termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang
dilepas ke atmosfer hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari
atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
9. Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut,
ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang larut dalam air akan
dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
Ø Karbon di Biosfer
Dalam biosfer
terdapat sekitar 1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian
yang penting dalam menunjang kehidupan di bumi, karena karbon berperan dalam
strutur biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Proses-proses
perpindahan karbon di biosfer sama dengan proses perpindahan karbon di atmosfer,
karena semua proses yang terjadi di atmosfer harus melalui biosfer terlebih
dahulu.
Ø Karbon di Laut
Laut mengandung
sekitar 36000 GtC ion karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik,
yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, penting
dalam reaksi yang terjadi pada air. Pertukaran karbon penting untuk mengontrol
pH di laut dan dapat di jadikan sebagai sumber. Proses pertukaran karbon antara
atmosfer dengan lautan diawali dengan pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi
di daerah upwelling (lautan bagian atas), kemudian pada daerah downwelling
(laut bagian bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada
saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk dengan reaksi
kimia:
CO2
+ H2O H2CO3
Reaksi tersebut
memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu kesetimbangan kimia. Reaksi
lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah pelepasan ion
hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan yang besar pada pH,
yaitu H2CO3 H+ + HCO3-
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%.
Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi
vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang
nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan
tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam
tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah
kadar C02 di udara.
Di ekosistem air,
pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida
berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion
bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan
untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat
organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah
bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Karbon dioksida
dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada
proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh
karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon.
Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar
fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida tidak mempunyai
bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada
temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut
sebagai es kering. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon
(antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran
(loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca
karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang
apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink)
karbon dioksida.
2. Siklus Nitrogen
Beberapa jenis
bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar legume tumbuhan lain,
misalnya Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses pembentukan dan
penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam. Nitrogen menjadi
penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam
jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu
senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam
tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika
bekerjasama dengan akar tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar, rumpun
tropik, dan beberapa jenis gangaang.
crenata. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
memikat nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat
aerob dan clostridium sp. yang bersifat anaerob. Selain itu,
terdapat beberapa jenis spesies gangganng biru yang dapat menambat nitrogen,
antara lain nostoc sp. dan anabaena sp.
Tumbuhan memperoleh
nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2-),
dan ion nitrat (NO3-). Dalam tanah nitrogen terdapat
dalam organik tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat
dimanfaatkan tumbuhan. Nitrogen yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam
bentuk ammonium dan (NH4+) ion nitrat (NO3-).
Amonia diperoleh
dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus menjadi
NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu
pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia
diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini
siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Nitrat sangat mudah
larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses pembusukan. Taraf
ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya bahan organik,
populasi zat-zat renik, dan tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam keadaan
alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yang
menentukan penyediaan nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan
sejumlah besar nitrogen terikat hilang akibat tanah mengalami pembasuhan oleh
gerak aliran air dan kegiatan jasad renik. Selain itu nitrogen terikat juga hilang,
karena diambil oleh bakteri pengubah nitrat menjadi nitrogen. Hal ini
menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen.
Bakteri penghasil
ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga kehidupannya
dipengaruhi oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah. Sementara itu
proses perubahan nitrit menjadi nitrogen bersifa
Nitrogen terdapat
di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih 77,3 K). Gas nitrogen
banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis
polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen
dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03-
). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan
akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri
dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp.
yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan
Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya
dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati
oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu
Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap
oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
3.
Siklus
Fosfor
Di
alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air
laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis
dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik
ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
Siklus
fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas
dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu
siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah
besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit,
garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan
sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung
dalam asam nukleat yang menyusun material genetic dalam organisme. Mineralisasi
dari biomassa oleh pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada
larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah
besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry
kimia, dan “food additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari
senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.
4.
Siklus
Belerang
Siklus
belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas,
mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan.
Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan
oksigen membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air.
Diantara spesi-spesi yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang
adalah gas hydrogen sulfide H2S; mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam
sulfat H2SO4; belerang oksida, SO2 komponen utama dari hujan asam; dan belerang
yang terikat dalam protein. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan
dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah
6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki
bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar
fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi
dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya
bagi kehidupan ikan dan tanaman (wikipedia.org/wiki/Hujan_asam).
5.
Siklus
Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsur kecuali He, Ne,
dan mungkin Ar dikenal. Molekul oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua
unsur lain kecuali halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam
suhu ruangan atau pada pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di
bumi ini.
- Siklus Air
Siklus air atau
siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer
ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi,
evaporasi, dan transpirasi.
Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi dapat
berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai prespitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan salju bercampur es (sleet), hujan
gerimis, atau kabut.
Pada perjalanan
menuju bumi, beberapa prspitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh ke bumi yang kemudian ditangkap oleh tanaman sebelum mencapai
tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi tersebut bergerak secara
kontinu dalam tiga cara berbeda, yaitu:
ü Evaporasi
Air yang ada di
laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan di tempat-tempat lain akan menguap
ke atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh awan uap air
tersebut akan menjadi bintik-bintik air yang yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es, dan lain-lain.
ü Infiltrasi/perkolasi
Air bergerak ke
dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan
tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau secara vertical dan
horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem
air permukaan.
Air
permukaan
Air bergerak di
atas permukaan tanah di dekat aliran utama dan danau. Makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat pada daerah urban (perkotaan). Sungai-sungai
kecil bergabung dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar aliran sungai menuju laut. Proses perjalanan air di daratan terjadi
dalam komponen-komponen yang membentuk sistem DAS (Daerah Aliran Sungai).
- Siklus Materi (Mineral)
Beberapa mineral
atau unsur hara yang penting bagi tumbuhan adalah fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, dan belerang. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik
(pada air dan tanah). Fosfor terdapat dalam asam nukleat yang berperan dalam
mengangkut energi dan diperlukan dalam jumlah kecil dan dalam bentuk
supefosfat. Fosfor lebih tahan pembasuhan dan ketersediannya di alam bergantung
pada pH tanah.
Fosfat organik dari
hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer menjadi fosfat
anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau air laut akan terkikis
dan mengendap dalam sediment laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di
batu karang dan fosil. Fofat dan batu karang dan fosil yang terkikis akan
membentuk fosfat anorganik kembali yang terlarut di air tanah dan air laut.
Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan
Kalium diperlukan
dalam jumlah sedang dan tersedia di alam sebagai ion yang terdapat pada
tumbuhan koloid tanah. Pada tanah humus terdapat banyak kalium, tetapi dalam
bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung sehingga perlu pemupukan
kalium yang dibutuhkan tanah dalam bentuk kalium iodida.
2.9 SUKSESI EKOLOGI
Suksesi ekologi adalah suatu proses
perkembangan (perubahan), meliputi struktur spesies dan komunitasnya, yang
terarah sehingga dapat diduga arah perkembangannya. Proses suksesi ini
merupakan hasil modifikasi lingkungan fisik oleh komunitas (Biotis). Suksesi
mempelajari perubahan vegetasi pada suatu habitat, dalam perjalanan waktu,
hingga tercapai stabilisasi (= Keseimbangan dinamis dengan lingkungan) dalam
bentuk vegetasi klimaks-stabil.
Ekosistem selalu berubah dalam jangka
waktu tertentu, perubahan stadia yang berurutan mempunyai struktur dan fungsi
yang berbeda dengan stadia yang akan terbentuk. Pengaruh pencemaran terhadap
komunitas (berdasar prinsip toleransi dan kompetisi), yaitu:
1. Struktur: keanekaan, jumlah
spesies akan berkurang
2. Fungsionil: Jaring makanan dan
struktur trofik menjadi lebih sederhana
Komunitas biotis mengalami perkembangan
sereal (Sere pioner – sere klimaks). Misal: Padang
rumput-semak/herba-pohon-lebat/rimbun-klimaks. Pertumbuhan jenis-jenis baru
dalam perjalanan sereal akan terjadi kompetisi dan toleransi antar populasi
untuk tetap hidup (survive) dalam mendapatkan ruang hidup dan sumberdaya
lainnya
Suksesi
adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua
macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi Primer
Suksesi
primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk
habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur
tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan
gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan
manusia dapat berupa kegiatan penambangan
(batu bara, timah, dan minyak bumi).
Suksesi
primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa
lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah
sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi
zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana
sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih
yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan
pepohonan. Bersamaan dengan itu pula
hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat
terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan
hewan berupa tumbuhan sehingga
keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasadiri
dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau
ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah
satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah
letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup
oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder
terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak
total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal,
tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang
menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau
akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir,
kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan.
Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal
hutan.
Berdasarkan
bertambah atau berkurangnya jenis (species), maka suksesi dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Suksesi progresis :
perubahan semakin kaya akan jenis (species)
2. Suksesi
regresif/retrogresif : perubahan semakin berkurangnya jenis (contoh: unsur hara
berkurang)
Proses suksesi sangat
terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah.
Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Proses
suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada
daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Pada
daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai ribuan tahun.
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut :
1. Luas komunitas asal
yang rusak karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan
yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar
benih.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang
membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru
yang terbentuk
6. Sifat – sifat jenis
tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas kami
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
§ Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hubungan antara organisme dan lingkungan.
§ Ruang lingkup ekologi dimulai dari populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer.
§ Ekosistem adalah suatu kondisi hubungan interaksi
(timbal balik) atau interdepensi (saling ketergantungan) baik di dalam
lingkungan biotik (komunitas) maupun antara komunitas dan lingkungan abiotiknya
(fisik dan kimiawi) pada suatu tempat dan waktu tertentu. Secara
umum, komponen ekosistem terbagi atas dua kelompok yakni biotik dan
juga abiotik.
§ Aliran Energi adalah transfer energi dari produsen
ke konsumen melalui rantai makan. Daur materi/ siklus biokimia terdiri atas:
Siklus Nitrogen (N2), Siklus Fosfor, dan Siklus
Karbon dan Oksigen.Piramida ekologi terbagi atas: Piramida jumlah individu,
Piramida biomassa, dan Piramida energi.
§ Suksesi yaitu proses perubahan dalam komunitas yang
berlangsung ke satu arah secara teratur. Dilihat dari perbedaan kondisi habitat
dan pada awal proses suksesi itu terjadi, maka suksesi dibagi menjadi: Suksesi
primer dan Suksesi sekunder.
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun sangat sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Oleh karenanya,kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalahn yang kami
susun di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)